Newest Post

Archive for Februari 2013

Seni musik merupakan cabang seni yang menggunakan media bunyi sebagai sarana pengungkapan ekspresi senimannya. Kata musik dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari Bahasa Inggris music atau Bahasa Belanda muziek. Menurut para ahli sejarah, kata musik berasal dari sekumpulan nama dewi kesenian bangsa Yunani Purba, yaitu musae.
Dalam sebuah ciptaan musik, nada menempati posisi terkecil. Secara sistematis, struktur bentuk musik dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Nada bertindak sebagai satuan terkecil dalam sebuah ciptaan musik.
  • Kumpulan dari nada dinamakan kata.
  • Kumpulan beberapa kata dinamakan frase.
  • Kumpulan frase musik akan membentuk kalimat musik.
  • Kumpulan beberapa kalimat musik dinamakan dengan tema. Tema dapat pula disebut dengan verse, chorus, atau baik musik.
  • Kumpulan tema dinamakan ciptaan.
Unsur lain yang ada dalam musik adalah ritme. Adalah susunan hentakan yang teratur.
Tujuan Penyajian Musik
Setiap karya manusia pasti memiliki tujuan tertentu. Termasuk karya yang berupa musik, beberapa tujuan diciptakannya musik adalah sebagai berikut ;
Tujuan Magis.
  • Musik pada tujuan ini, musik dianggap property yang mampu memperkuat suasana magis dalam ritual-ritual tertentu.
Tujuan Religius.
  • Musik dapat diciptakan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan, sebagai sarana mendekatkan diri dengan Tuhan.
Tujuan Simbolis.
  • Karya musik yang diciptakan pada konteks ini memiliki tujuan simbolis yang dapat menimbulkan kebanggaan terhadap sesuatu. Seperti lagu kepahlawanan, atau lagu kebangsaan.
Tujuan Komersial.
  • Di sini sudah jelas, musik dijadikan barang yang dapat membuahkan penghasilan bagi senimannya.
Tujuan Kreatif.
  • Tujuan penciptaannya semata-mata hanya untuk kepuasan dirinya sendiri dan biasanya bersifat eksperimental.
Tujuan Rekreatif.
  • Musik diciptakan untuk hiburan semata.

Seni Musik

Kamis, 21 Februari 2013
Posted by Unknown

Bijuu

Posted by Unknown
Seni Kriya
Bericara tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya seni yang akan dihasilkan. Pada umumnya sebuah karya yang dihasilkan oleh seni kriya adalah seni pakai. Seni Kriya sendiri di Indonesia sudah sangat tua sekali ada dari zaman dulu, yang mana seni Kriya ini adalah yang akan menjadi cikal bakal lairnya seni rupa di Indonesia. Contoh sederhana dari seni kriya adalah, batik, relief atau ukir, keramik grafis, sulam, anyaman, cinderamata, hiasan dinding, patung, furniture, tenun, wadah, dll. Lalu apa sebenarnya definisi dari Seni Kriya itu sendiri?. Dibawah ini adalah beberapa pengertian dan asal muasal pengertian seni Kriya, silahkan disimak:


Beberapa definisi dan Pengertian Seni Kriya?

- Kata Kriya sendiri berasal dari bahasa sansakerta yakni "Kr" yang artinya "mengerjakan" yang mana dari kata tersebut kemudian menjadi kata karya, Kriya, kerja. Dalam arti khusus pengertian seni Kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek (Timbul Haryono, 2012).

- Dalam kamus bahasa Indonesia kata "kriya" berarti pekerjaan "kerajinan tangan".

- Sementara dalam bahasa Inggris Kriya berarti "Craft" yang artinya kekuatan atau energi, yang mengandung arrti lain yakni membuat sesuatu atau mengerjakan yang dikaitkan dengan keterampilah atau profesi tertentu

- Seni Kriya disebut juga (Handycraft) yang berarti kerajinan tangan. Yang mana seni kriya ini dapat dikatagorikan sebagai seni terapan (applied art) yang meinitikberatkan pada aspek keindahan dan kegunaaanya. Yang berarti seni kriya ini adalah seni untuk memenuhi kebutuhan manusia yang menonjolkan aspek estetika atau keindahan dan juga use atau keugunaanya untuk kebutuhan sehari-hari.

- Seni Kriya adalah handskill atau seni yang dibuat dengan kerajinan tangan dengan memperhatikan aspek fungsional (kegunaan/siap pakai) tetapi tidak meninggalkan aspek keindahan seni itu sendiri.

- Sementara menurut Rasjoyo, mngutarakan seni kriya adalah suatu karya seni dimana penekanan pengerjaanya terletak pada keterampilan tangan yang menghasilkan sebuah bentuk kerajinan siap pakai.

Dibawah ini adalah beberapa contoh seni kriya:


Boneka hasil anyaman hasil seni kriya

Wadah tempat untuk alat-alat tulis, pulpen, pensil, dll

Ukiran Batik adalah salah satu contoh seni kriya

Ukiran hiasan halaman rumah

Meja dengan ukiran apik hasil dari seni kriya

Seni Kriya

Rabu, 20 Februari 2013
Posted by Unknown
RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN SENI Untuk melaksanakan pembelajaran Pendidikan Seni di SMA/MA, dibuat rambu-rambu sebagai berikut: Mata pelajaran Pendidikan Seni merupakan suatu kesatuan yang mencakup empat cabang seni, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Setiap cabang seni memiliki ciri-ciri khusus dan keutuhan. Di sisi lain saling melengkapi dan membentuk keterpaduan. Pendidikan Seni menganut pandangan pendidikan melalui seni, bahwa seni berfungsi sebagai media atau sarana pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai cabang seni, baik secara terpisah dalam pengertian masing-masing cabang seni maupun secara terpadu. Seluruh pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan dengan bertolak dari karya seni, meliputi empat materi kegiatan pokok, yaitu apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Kegiatan apresiasi seni bertujuan untuk mengembangkan kesadaran, pemahaman, dan penghargaan terhadap karya seni, yang dilakukan melalui pengamatan dan pembahasan karya seni. Pengamatan karya seni bertujuan untuk memperoleh pengalaman estetik, melalui pencerapan nilai-nilai instrinsik pada bentuk atau komposisi karya seni. Pembahasan karya seni bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan pemahaman tentang penciptaan karya seni, berdasarkan telaah tentang seniman dan latar zamannya, tujuan penciptaannya, dan pengaruh seniman-seniman besar (maestro) terhadapnya, sehingga dapat memberikan penghargaan . Kegiatan berkresiasi seni bertujuan untuk menghasilkan atau membawakan karya seni. Aktivitas berkarya seni dilakukan melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimen dalam mengolah gagasan (konsep), bentuk, dan media (teknik), dengan mengambil unsur-unsur dari berbagai bentuk seni (tradisi maupun modern), baik sebagai kegiatan individual maupun kegiatan kelompok. Kegiatan kritik seni bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan kemampuan menilai karya seni, khususnya hasil kreasi siswa, yang dilakukan secara lisan dan tertulis. Kritik seni misalnya dilaksanakan dalam rangka evaluasi hasil karya siswa, yang dilakukan oleh siswa terhadap karyanya sendiri (sebagai evaluasi diri) dan terhadap karya siswa lainnya. Kritik seni meliputi langkah-langkah: deskripsi, analisis bentuk, interpretasi, dan evaluasi. Deskripsi adalah menemukan dan mencatat segala sesuatu yang tampak pada karya seni, dengan menghindari kecenderungan menarik kesimpulan. Analisis bentuk adalah menelusuri bagaimana segala sesuatu yang ditemukan tersebut terwujud dalam susunan bentuk (komposisi). Interpretasi adalah menemukan makna-makna pada karya seni, meliputi tema dan cara penggarapannya serta substansi masalah dan keberhasilan pengungkapannya. Evaluasi adalah menentukan derajat atau mutu karya seni, dengan memperbandingkannya dengan karya-karya lainnya yang sejenis. Kegiatan penyajian seni meliputi penyajian dalam diskusi kelas dan pameran atau pementasan, baik dalam lingkup kelas, sekolah, maupun masyarakat. Diskusi kelas bertujuan untuk menampilkan, menjelaskan, dan berdialog tentang hasil karya dan proses kreatif yang dilakukan siswa. Pembelajaran diskusi seni ini dapat pula dipadukan dengan kritik seni secara lisan. Pameran dan pementasan seni dalam lingkup kelas bertujuan untuk menampilkan hasil kreasi siswa dalam rangka apresiasi seni di kalangan siswa sekelas. Pameran dan pementasan di lingkup masyarakat dapat dilakukan di dalam atau di luar sekolah dengan tujuan untuk menampilkan hasil kreasi siswa dalam rangka apresiasi seni di kalangan siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pembelajaran Pendidikan Seni dibedakan menjadi pembelajaran apresiatif dan pembelajaran produktif. Pembelajaran apresiatif meliputi apresiasi seni dan kritik seni. Pembelajaran produktif meliputi berkarya seni dan penyajian seni. Pembelajaran produktif mendapat alokasi waktu yang lebih banyak dari pada pembelajaran apresiatif, dengan perbandingan kurang lebih 60% dan 40%. Pembelajaran apresiasi seni di suatu sekolah dimulai dari seni dari daerah setempat, dilanjutkan dengan seni daerah-daerah lainnya, dan kemudian seni mancanegara. Pembelajaran seni di Indonesia maupun seni dari mancanegara meliputi seni tradisi dan seni modern (termasuk seni kontemporer), sesuai dengan perkembangan dalam sejarah seni. Materi pokok produktif disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa serta kemampuan sekolah atau keadaan daerah. Materi pokok produktif yang belum dapat dilaksanakan oleh sekolah dapat diberikan dalam bentuk apresiasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif. Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni. Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya. Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan. Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa. Sumber : Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen.

// Copyright © Raden Mas Ikhwan //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //